Asesmen Awal Pembelajaran: Contoh, Tujuan, dan Tekniknya

Asesmen Awal Pembelajaran

Sebagai proses evaluasi asesmen awal pembelajaran dilakukan sebelum suatu proses pembelajaran dimulai. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman, kemampuan, dan kesiapan peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari. Tidak hanya untuk peserta didik, guru juga dapat melihat hasil lebih baik dalam penilaian selanjutnya.

Dengan asesmen ini, pendidik dapat menyusun strategi pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai asesmen pada awal pembelajaran, mulai dari definisi, tujuan, contoh, hingga teknik yang dapat digunakan dalam proses evaluasi ini.

Pengertian dan Contoh Asesmen Awal Pembelajaran

Asesmen Awal Pembelajaran

Asesmen awal pembelajaran adalah serangkaian aktivitas evaluasi yang dilakukan untuk mengidentifikasi pemahaman awal peserta didik terhadap suatu materi. Evaluasi ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari tes sederhana, wawancara, hingga observasi. Dengan informasi yang diperoleh, pendidik dapat menyesuaikan metode dan strategi pengajaran agar lebih efektif.

Perencanaan asesmen di awal pembelajaran ini sangat diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik. Sehingga hasil dari asesmen digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran sesuai dengan tahap pencapaian siswa. Berikut contoh asesmen awal pembelajaran sebagai referensi guru dalam perancangannya:

1. Pre-Test

Pre-test adalah tes awal yang diberikan sebelum materi diajarkan, dengan tujuan untuk mendapatkan parameter kompetensi awal. Berapa banyak siswa yang mengetahui materi pembelajaran? Dimana hasilnya menjadi acuan dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Tes ini bisa berbentuk pilihan ganda, esai singkat, atau soal berbasis pemecahan masalah.

2. Wawancara atau Tanya Jawab

Dengan melakukan sesi tanya jawab sebelum memulai pembelajaran, pendidik dapat menggali sejauh mana pemahaman awal peserta didik terhadap suatu konsep. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa seputar materi yang akan dipelajari selanjutnya, sehingga pendidik dapat menentukan tahap kebutuhan pembelajaran siswa.

3. Kuesioner atau Survei

Pendidik dapat memberikan kuesioner untuk mengetahui pandangan peserta didik tentang suatu topik sebelum pembelajaran dimulai. Kuesioner dapat berupa pertanyaan mengenai gaya belajar siswa, seberapa minat siswa terhadap materi pembelajaran, dan pengalaman belajar atau pengetahuannya seputar materi pelajaran selanjutnya.

4. Diskusi Kelompok

Peserta didik diminta untuk mendiskusikan sebuah topik dalam kelompok kecil, lalu menyampaikan pemahaman mereka. Melalui metode ini juga dapat melatih kerjasama dan tanggung jawab antar siswa. Agar diskusi berjalan efektif pendidik perlu memberi petunjuk jelas yang perlu diperhatikan selama proses diskusi. 

5. Mind Mapping 

Siswa diminta membuat diagram atau peta konsep berdasarkan pemahaman awal mereka tentang materi yang akan diajarkan. Metode ini juga memberi pengalaman menyenangkan yang melibatkan warna, gambar, dan melibatkan kreativitas membuat siswa akan lebih mudah dalam mengingatnya. 

6. Observasi dan Catatan Kecil 

Pendidik mengamati perilaku dan tanggapan peserta didik dalam situasi belajar awal untuk memahami kesiapan mereka. Tidak hanya itu, pendidik juga dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan pembelajaran. Baik melalui tugas individu atau secara berkelompok. 

Baca Juga: Silabus Adalah Peta Pembelajaran: Apa Tujuan & Komponennya?

Tujuan Asesmen Awal Pembelajaran 

Asesmen Awal Pembelajaran

Perlunya asesmen awal pelajaran tidak dianjurkan secara percuma tentunya memiliki tujuan yang diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembelajaran peserta didik dan pendidik di kelas dengan lebih baik. Berikut tujuan dari pengadaan asesmen:

  1. Mengidentifikasi Pengetahuan Awal Melalui asesmen awal, pendidik dapat mengetahui sejauh mana peserta didik telah memahami konsep yang akan diajarkan. Hal ini membantu dalam menentukan titik awal pembelajaran.
  2. Menyesuaikan Strategi Pembelajaran Dengan mengetahui tingkat pemahaman siswa, pendidik dapat memilih metode pengajaran yang paling sesuai. Sehingga tingkat pemahaman materi akan lebih mudah didapatkan dan diingat. 
  3. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik yang merasa diperhatikan dan dipahami kemampuannya akan lebih termotivasi untuk belajar dengan lebih baik. Selain itu dapat mempersiapkan diri lebih maksimal dalam mengikuti pelajaran. 
  4. Mengurangi Ketimpangan Pemahaman Tidak semua peserta didik memiliki pemahaman yang sama. Asesmen awal memungkinkan pendidik untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam pemahaman siswa sehingga bisa mengatasinya dengan strategi yang tepat.
  5. Menentukan Target Pembelajaran yang Realistis Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan siswa, pendidik dapat menetapkan target pembelajaran yang realistis dan terukur.

Teknik Asesmen Awal Pembelajaran

Tidak jarang sebagai pendidik memulai pembelajaran dengan kemauan sendiri, tanpa memperhatikan terlebih dahulu bagaimana kondisi peserta didik. Apakah telah siap menerima pembelajaran? Hal ini yang membuat beberapa siswa tidak mendapat hasil pembelajaran yang maksimal. 

Untuk melaksanakan asesmen awal secara efektif ada berbagai teknik yang dapat diterapkan oleh pendidik, berikut beberapa di antaranya:

  1. Teknik Lisan Teknik ini melibatkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik melalui wawancara atau diskusi terbuka. Pendidik dapat menilai pemahaman siswa berdasarkan jawaban yang diberikan.
  2. Teknik Tertulis Teknik ini mencakup berbagai bentuk tes tertulis seperti pre-test, angket, atau esai singkat.
  3. Teknik Praktik Teknik ini melibatkan tugas praktik, seperti eksperimen sederhana atau proyek kecil yang relevan dengan materi yang akan dipelajari.
  4. Teknik Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati perilaku peserta didik saat mereka menghadapi suatu tugas atau tantangan dalam pembelajaran.
  5. Teknik Portofolio Pendidik dapat meminta peserta didik untuk mengumpulkan dokumen atau karya yang mencerminkan pemahaman mereka terhadap suatu topik sebelum pembelajaran dimulai.

Baca Juga: Apa itu Kurikulum Merdeka? Karakteristik, Tujuan dan Keunggulannya

Asesmen awal pembelajaran adalah langkah penting yang dapat membantu pendidik dalam memahami kemampuan dan kebutuhan belajar peserta didik. Dengan berbagai metode yang bisa digunakan, seperti pre-test, diskusi, dan observasi, pendidik dapat menentukan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

Oleh karena itu, penerapan asesmen di awal pembelajaran sangat disarankan dalam setiap proses pendidikan dengan teknik perancangan yang efektif. Sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Yuks belajar bersama Kelas Sore!

Untuk kamu yang mau belajar sesuai dengan asesmen awal pembelajaran disekolah. Maksimalkan pemahaman kamu dengan kelassore.id, tentang pelajaran sekolah dan persiapan masuk ke perguruan tinggi impian. 

Kenapa harus Kelas Sore? Dibimbing dengan tentor muda yang profesional dan berpengalaman dibidangnya, metode pembelajaran yang efektif, kelas interaktif yang seru, fasilitas belajar yang nyaman, dan pastinya dengan harga terjangkau. 

Dengan program unggulan kami untuk persiapan ujian SNBT, tidak hanya kelas offline di Yogyakarta kamu juga bisa ikut kelas online juga loh. Tunggu apalagi buruan cek program dan info selengkapnya di Kelas Sore, sekarang juga!!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Chat Admin